Menag Sebut IAIN Kudus Sudah Layak Jadi UIN

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kampus IAIN Kudus. (Foto: Menag RI)

Kudus, serayunusantara.com – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus sudah layak bertransformasi atau alih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kudus.

Menurut Menag segala persyaratan untuk alih status menuju UIN sudah dimiliki oleh IAIN Kudus, di antaranya mulai dari lahan kampus yang mencapai lebih dari 10 hektare, jumlah mahasiswa, prestasi akademik nasional dan internasional, jumlah fakultas hingga jumlah guru besar.

“Tidak ada alasan lagi yang menghambat IAIN Kudus bertransformasi menjadi UIN. IAIN Kudus sudah layak menjadi UIN. Informasi yang saya terima dari Pak Rektor proses transformasi ini sudah di KemenPANRB,” kata Menag dalam kunjungan kerjanya ke Kampus IAIN Kudus, Jawa Tengah, Kamis (11/5/2023).

Baca Juga: Isbat Awal Syawal Digelar 20 April 2023, Kemenag Pantau Hilal di 123 Titik

Dalam kunjungan kerja yang dikemas dengan Workshop Transformasi Kelembagaan IAIN Kudus menuju UIN Sunan Kudus itu, Menag didampingi Staf Ahli Abu Rohmat dan Staf Khusus Wibowo Prasetyo.

Di depan Rektor IAIN Kudus Abdurrohman Kasdi dan civitas akademika, Menag menjelaskan
terbitnya PMA No. 81 Tahun 2022 tentang Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pencabutan Izin PTKN memberikan peluang bagi PTKN terus berkembang. Regulasi tersebut memang sengaja diundangkan agar PTKN semua agama dapat terus tumbuh seiring dengan perubahan lingkungan.

Terbitnya regulasi tersebut telah memberikan harapan bagi PTKN untuk dapat menempa diri secara lebih maksimal dalam menghadapi era kompetisi dan daya saing tinggi saat ini dan masa mendatang. Masa depan hampir tidak dapat diprediksi oleh futurolog karena kompleksitas masalah, kecuali oleh mereka yang memiliki modal keilmuan dan kebajikan (hikmah) yang dapat ditemukan di PTKIN.

“Momentum ini perlu disyukuri karena kita memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Sekali lagi IAIN Kudus sudah layak menjadi UIN. Ini tinggal soal waktu saja. Mudah-mudahan tahun ini peralihan status itu sudah terwujud,” tandas Menag.

“Tolong kesempatan ini tidak disia-siakan dan jangan hanya menunggu. Kalau ada hambatan tolong sampaikan kepada saya,” sambung Gus Men panggilan akrabnya.

Hal penting dari perubahan bentuk (transformasi kelembagaan) itu, lanjut Gus Men, adalah bagaimana perguruan tinggi mampu menghadapi tantangan dengan kemunculan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang benar-benar menjadi ancaman bagi lembaga-lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi.

Dalam konteks ini, Perguruan Tinggi Islam memiliki peran penting dalam menyongsong kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Sebab, AI menjadi salah satu teknologi informasi yang terus berkembang dan memegang peran strategis dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan dan juga keagamaan.

“Saya berharap di IAIN calon UIN Sunan Kudus ini dikembangkan program studi yang sifatnya digitalisasi yang didekatkan dengan dunia masa depan.Jadi jangan hanya mencetak mahasiswa pintar saja yang bisa dikalahkan oleh mesin atau teknologi,” harap Gus Men

Gus Men menegaskan PTKIN seharusnya bukan hanya mencetak kader yang pintar tetapi juga mencetak kader-kader bijak yang punya hati. Dan itu hanya ada di IAIN dan UIN.

“Sepintar pintarnya mesin dia tidak punya hati tetapi pemenang sejarah masa depan itu adalah mereka yang punya hati dan bukan hanya memiliki kepintaran saja. Karena orang yang punya hati maka ia akan didorong kepada kebajikan dan kebijakan. Dan ini bisa dimiliki bila mahasiwa tersebut belajar di IAIN dan UIN, ” tandasnya.

Kunjungan kerja Gus Men di IAIN Kudus diakhiri dengan penandatanganan Prasasti dan pengguntingan pita eresmian Gedung PKM IAIN Kudus. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *