Pemerintah Harus Benahi Sistem Pendidikan Imbas Turunnya Skor Indonesia di Survei PISA 2022

Anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal. (Foto: Dok/Man)

Jakarta, serayunusantara.com – Anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal menanggapi laporan adanya penurunan skor pada Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022. Atas dasar laporan itu, dirinya menegaskan pemerintah perlu melakukan pembenahan sistem pendidikan Indonesia secara menyeluruh.

Secara Internasional, skor literasi membaca Indonesia mengalami penurunan hingga 12 poin. Kemudian, skor matematika Indonesia turun hingga 13 poin. Selain itu, skor sains mengalami sedikit penurunan hingga di atas rata-rata dari13 poin.

“Skor yang turun ini tentu menjadi suatu pembelajaran bagi kita semua agar kedepannya dapat meningkatkan kualitas kemampuan siswa dalam literasi, terutama dalam matematika dan sains siswa,” tanggap Mustafa melalui rilis yang disampaikan kepada Parlementaria, di Jakarta, pada Sabtu (30/12/2023), seperti dilansir dari laman DPR RI.

Menurut Mustafa, penurunan skor ini juga disebabkan oleh Pandemi Covid-19, sehingga memberikan dampak besar terhadap kualitas literasi siswa Indonesia.

Baca Juga: Bangun Kembali Kesadaran Masyarakat untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Lebih lanjut, Politisi Fraksi PKS itu berharap pemerintah lebih tanggap untuk menyelesaikan isu tersebut dengan solusi yang efektif. Apalagi, menurutnya, penurunan skor ini juga disebabkan oleh Pandemi Covid-19, sehingga memberikan dampak besar terhadap kualitas literasi siswa Indonesia.

“Menurut saya, guru harus mampu menghadirkan kontekstual masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya dicurahkan dalam bentuk soal. Namun, guru dan pemerintah tentu sudah berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa di Indonesia.” tandasnya.

Sebagai informasi, Survey Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 ini mengukur kualitas literasi, matematika, dan sains siswa yang terlibat dalam survei di negara OECD, termasuk di dalamnya Indonesia. Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 14.000 siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP), kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).  (tim/serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *