Blitar, serayunusantara.com – Pemerintah Kabupaten Blitar mengadakan Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Blitar (RPJPD) Kabupaten Blitar Tahun 2025-2045. Kegiatan yang dibuka oleh Bupati Blitar, Hj. Rini Syarifah ini dilaksanakan pada Kamis (21/12) di Ruang Rapat Candi Penataran Kanigoro.
Pada kesempatan ini, Mak Rini menyatakan bahwa rencana pembangunan untuk 20 tahun ke depan bukan hal yang sederhana. RPJPD adalah mimpi seluruh masyarakat Kabupaten Blitar. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan masukan, saran dan pendapat tentang bagaimana arah kebijakan pembangunan Kabupaten Blitar.
“Mari kita pikirkan bersama bagaimana harapan kita bersama untuk Kabupaten Blitar 20 tahun mendatang. Bagaimana kemajuannya, bagaimana kesejehteraan masyarakatnya dan seberapa besar kontribusi Kabupaten Blitar terhadap ekonomi di Jawa Timur maupun Nasional,” kata Mak Rini.
Baca Juga: Kapolres Blitar Kota Pimpin Sertijab Wakapolres dan Kapolsek Kepanjenkidul
Selanjutnya, Mak Rini juga menyatakan masih banyak permasalahan pembangunan yang harus diselesaikan seperti permasalahan sektor perekonomian, infrastruktur, pengangguran, ancaman bencana, rendahnya angka rata-rata lama sekolah, tingginya angka stunting, pengelolaan sampah, optimalisasi investasi, dan lain sebagainya.
“Tidak hanya permasalahan di daerah. Arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Forum Konsultasi Publik RPJPD Provinsi Jatim 2025-2045, Pansela harus diselesaikan pada 5 (lima) tahun pertama RPJPD 2025-2045,” tambah Mak Rini.
Di Kabupaten Blitar memiliki total panjang Pansela 62,78 km dan telah terbangun sepanjang 18,05 km. Sedangkan yang masih proses konstruksi sepanjang 3,95 km. Dari total tersebut, Mak Rini berharap prosesnya dapat dipercepat karena Pansela merupakan proyek strategis dan berpotensi untuk mempersempit kesenjangan antar wilayah. Ditambah lagi peluang ekonomi dengan beroperasinya Bandara Dhoho Kediri, rencana Jalan Tol Tulungagung-Blitar-Kepanjen.
“Potensi Pariwisata kita luar biasa, begitu pula dengan sektor UMKM. Proyek-proyek ini akan membuat mobilitas masyarakat menjadi lebih baik dan ekonomi di wilayah sekitarnya dapat terus berkembang. Arus barang dan jasa menjadi lebih mudah, namun, tentu harus didukung dengan infrastruktur jalan yang memadai,” kata Mak Rini.
Terakhir, Mak Rini juga mengingatkan bahwa Jawa Timur akan mengalami Bonus Demografi dalam kurun waktu antara tahun 2020-2030. Dengan dominasi penduduk kelompok usia produktif, maka ada peluang kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Penyediaan pendidikan yang berkualitas, kesehatan yang baik, ketersediaan akses terhadap peningkatan kompetensi merupakan bentuk penyiapan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia kerja. (tim/serayu)