Peringati Hari Santri, Bupati Sugiri Serukan Seluruh Lapisan Masyarakat Berbusana Muslim

Bupati Ponorogo Sancoko menyerukan seluruh lapisan masyarakat berbusana muslim untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) IX. (Foto: Dokumentasi Kominfo Ponorogo)

Ponorogo, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Ponorogo, Suasana Kota Santri akan terbangun kuat di Ponorogo selama sembilan hari mulai 16 Oktober 2023. Bupati Sugiri Sancoko menyerukan seluruh lapisan masyarakat berbusana muslim untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) IX. Bagi laki-laki bersarung dan baju takwa lengkap dengan songkok di kepala. Sedangkan para perempuan mengenakan busana muslimah atau gamis berjilbab.

Bahkan, Kang Bupati —sapaan Bupati Sugiri Sancoko— merasa perlu menerbitkan dua surat imbauan tentang Pakaian Hari Santri 2023. Surat pertama ditujukan kepada para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), direktur RSUD, dan direktur PUDAM agar menginstruksikan seluruh karyawan serta karyawatinya untuk mengenakan busana muslim mulai 16 Oktober hingga 24 Oktober 2023.

“Kepada kepala dinas pendidikan agar mengimbau tenaga kependidikan dan siswa memakai pakaian muslim,” tulis Sekretaris Daerah (Sekda) Agus Pramono atas nama Bupati Ponorogo.

Instruksi yang sama tertuju kepada 21 camat agar meneruskan imbauan itu kepada kepala desa dan warganya masing-masing. Surat imbauan serupa juga dialamatkan kepada dinas instansi vertikal, pimpinan perusahaan, dan masyarakat Ponorogo untuk berbusana muslim selama sembilan hari. “Busana untuk nonmuslim menyesuaikan,” terangnya.

Baca Juga: Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Kendalikan Diri untuk Hindari Gangguan Kesehatan Mental

Kang Bupati saat mengeluarkan seruan yang sama bersamaan peringatan HSN tahun lalu mengungkapkan bahwa berbusana muslim selama sembilan hari merupakan apresiasi atas keberadaan kaum santri. Bersamaan itu, menginternalisasi nilai-nilai agamis dalam diri. ‘’Dimulai dari pakaian, InsyaAllah akan turut mempengaruhi semangat kita meneladani santri-santri terdahulu yang berjuang untuk agama dan negara,’’ ungkapnya.

Kang Bupati selama ini juga ingin memadukan unsur santri dan budaya dalam membentuk karakter masyarakat. Ponorogo memiliki dua kekuatan besar berupa santri dan budaya yang harus terjaga. ‘’Santri dan budaya adalah kekuatan yang harus berpadu, berkolaborasi sehingga membentuk perpaduan apik dan membentuk jati diri Ponorogo yang kuat,’’ tegasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *