Mendagri Muhammad Tito Karnavian pada Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (18/3/2024). (Foto: Kemendagri RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemendagri RI, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, Indonesia saat ini masuk dalam urutan negara-negara di dunia yang memiliki angka pertumbuhan ekonomi terbaik. Pasalnya, berdasarkan data tradingeconomics.com dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah pada 17 Maret 2024, tingkat pertumbuhan tahunan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di urutan 53 dari 185 negara di dunia.
“Kita melihat di Indonesia bahwa relatif bersyukur pertumbuhan ekonomi kita masih di atas 5 persen, dan ini diakui oleh dunia, relatif bagus,” katanya pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (18/3/2024).
Di tengah keberhasilan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi, Mendagri menambahkan, saat ini banyak negara yang jatuh ke jurang resesi salah satunya Jepang di mana selama dua kuartal secara berturut-turut pertumbuhan ekonominya tumbuh minus. Berkaca dari hal tersebut, Mendagri mewanti-wanti kepada seluruh pimpinan daerah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan untuk terus memantau kondisi Indeks Perkembangan Harga (IPH) dan Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerahnya masing-masing.
“Pengendalian inflasi ini harus kita jadikan atensi yang sangat penting, di samping untuk menjaga situasi ekonomi dan membantu masyarakat dan juga sekaligus kita memang harus secara jeli dan detail setiap wilayah masing-masing,” ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Perekonomian Daerah, Kemendagri Dorong Pemda Maksimalkan Pengelolaan BUMD
Selain masalah inflasi, Mendagri juga meminta pemerintah daerah (Pemda) mewaspadai gejolak alam yang terjadi beberapa kurun waktu terakhir seperti La Nina yang menyebabkan terjadinya banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Kondisi ini pun dikhawatirkan akan berdampak pada turunnya kemampuan produksi pangan dalam negeri.
“Kita betul-betul navigasi dengan semua stakeholder pusat maupun daerah bisa mengendalikan daerahnya masing-masing dan pusat juga melakukan intervensi yang tepat di daerah yang memang perlu untuk didorong atau didukung,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Mendagri juga menaruh atensi 10 provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi pada bulan Februari. Provinsi itu di antaranya Papua Selatan, Gorontalo, Papua Tengah, Bengkulu, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, dan Lampung.
Sementara itu, 10 kabupaten dengan tingkat inflasi tertinggi, yaitu Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Toli-toli, Pasaman Barat, Wajo, Gorontalo, Rembang, Halmahera Tengah, Kampar, dan Muara Enim. Sedangkan 10 kota dengan tingkat inflasi tertinggi, yakni Baubau, Bekasi, Bengkulu, Probolinggo, Balikpapan, Jambi, Bogor, Sibolga, Kupang, dan Samarinda.
Baca Juga: Mendagri Imbau Kepala Daerah Percepat Regulasi Terkait THR dan Gaji ke-13
“Sementara daerah-daerah yang sudah rendah, tentu kita berharap kami berikan apresiasi sekaligus juga tolong untuk betul-betul dijaga di angka yang di bawah nasional, 2,75 persen [angka inflasi nasional bulan Februari secara year on year],” pungkasnya.***