Probolinggo Punya Upaya Penurunan Stunting Lewat Program

Jatim, serayunusantara.com – Kementerian Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) bersama Komisi IX DPR RI terus memperkuat langkah penurunan stunting di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Probolinggo.

Salah satu upayanya adalah melalui kegiatan Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja, yang diselenggarakan di Kantor Bupati Probolinggo pada Minggu (13/7/2025).

Acara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan serupa yang sebelumnya digelar di Kota Madiun. Wakil Bupati Probolinggo, H. Fahmi Abdul Haq Zaini (Ra Fahmi AHZ), menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menangani stunting.

“Kami aktif mendorong peningkatan peran posyandu hingga ke tingkat desa. Upaya preventif ini telah menunjukkan hasil positif di sejumlah lokasi percontohan,” ujarnya.

Pemerintah desa juga bekerja sama dengan dinas terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, serta melibatkan organisasi perempuan seperti Aisyiyah dan Muslimat dalam upaya penurunan stunting.

Baca Juga: Kota Malang Perkuat Akses Pendidikan melalui Kerja Sama dengan Kemensos RI

Meski sempat mengalami penurunan pada 2022, angka stunting di Probolinggo kembali naik signifikan menjadi 35% dalam setahun terakhir. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM.

“Ini peringatan serius bagi kita semua. Penting untuk mengidentifikasi penyebab stunting di setiap desa, apakah karena kemiskinan, pola asuh, sanitasi, atau faktor lain, agar intervensi bisa tepat sasaran,” tegas Maria.

Sementara itu, Kepala Dinas DP3A P2KB Probolinggo, Hudan Syarifudin, menyatakan bahwa peningkatan kualitas pengasuhan menjadi fokus utama. Program seperti Sekolah Orang Tua Hebat akan diperluas ke desa-desa, dengan materi mencakup gizi, stimulasi anak, dan pola asuh.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh, MA, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, sementara Sekretaris BKKBN RI, Prof. Budi Setiyono, mengingatkan dampak negatif screen time berlebihan pada anak serta perlunya pemanfaatan data Keluarga Risiko Stunting (KRS) untuk intervensi lebih efektif.

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Paparkan Strategi Pembangunan dari SDM hingga Infrastruktur

Kegiatan ini diikuti perwakilan dari 13 kabupaten/kota di Jatim, memperkuat komitmen bersama dalam menurunkan angka stunting. Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting nasional adalah 21,6%, sementara Probolinggo termasuk salah satu wilayah dengan angka tertinggi di Jatim. Pemerintah menargetkan penurunan hingga 14% pada 2024, dan upaya kolaboratif seperti ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target tersebut. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *