Respons Isu Keagamaan dan Kemanusiaan, Wamenag Ajak Bentuk Platform Digital Bersama Anggota MABIMS

Delegasai Indonesia pada Pertemuan MABIMS di Singapura (Foto: Kemenag RI)

Singapura, serayunusantara.com — Melansir dari laman Kemenag RI, Para Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS) hari ini menggelar pertemuan di Negeri Singa. Pertemuan ini berlangsung tiga hari, 15 – 17 November 2023.

Hadir, Ustaz H Awang Badaruddin bin H Awang Othman (Menteri Agama Brunei Darussalam), Dr. Haji Mohd Na’im bin Haji Mokhtar (Menteri Hal Ehwal Agama Malaysia, Encik Masagos Zulkifli
bin Masagos Mohamad (Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga, Menteri Kedua Kesihatan, Menteri Bertanggungjawab Bagi Hal Ehwal Masyarakat Islam Singapura), Datuk Dr. Othsman Hassan (Menteri Senior Bertanggungjawab atas Misi Khusus Urusan Islam Kerajaan Kamboja) yang hadir sebagai pemerhati, serta perwakilan dari negara anggota MABIMS.

Dari Indonesia, hadir mewakil Menag Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki. Memberi sambutan,
Wamenag mengatakan, perkembangan teknologi digital yang sangat pesat telah mengubah pola pikir, tradisi, dan eksistensi manusia dari sebuah bentuk tubuh yang bergerak di ruangan terbuka, menjadi sebentuk tubuh yang diam di tempat dan menyerap informasi melalui simulasi elektronik, ruang digital telah menjadi arena kontestasi dan kompetisi yang cepat dan transparan.

Baca Juga: Kemenag Bahas Istitha’ah Keuangan Haji

Ruang-ruang digital, kata Wamenag, sering dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menyebarkan informasi dan paham ideologi yang dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat, baik melalui isu kegamaan, sosial kemasyarakatan maupun isu lainnya. Terlebih, di tengah masyarakat yang multikultural dan heterogen seperti yang terjadi di negara kawasan serumpun.

“Menjadi tantangan tersendiri, terutamanya bagi otoritas keagamaan untuk meluaskan dakwah dan mendidik masyarakat melalui platform digital dengan cara yang tepat,” ujar Wamenag di Singapura, Rabu (15/11/2023).

Menurut Wamenag, negara perlu hadir dan memberikan dukungan kepada para ulama dan kaum terpelajar untuk mampu berkontribusi dan berkontestasi melalui ruang digital dengan narasi keagamaan dan pendidikan yang mencerdaskan, mencerahkan, dan menyejukkan. Ruang digital menjadi tempat yang sangat strategis untuk melakukan counter narasi atas pemikiran-pemikiran ekstrim dan intolerans yang bertebaran di dunia maya.

 

“Alangkah baiknya apabila MABIMS mempunyai platform digital bersama yang dapat digunakan melakukan counter narasi atas persoalan isu isu kegamaan dan kemanusiaan yang mampu mewarnai terciptanya peradaban dan perdamaian, terutama di kawasan Asia Tenggara dengan paham dan praktek Islam wasatiyah (moderat) yang rahmatan lil ’alamin dan tentunya sejalan dengan nilai-nilai manhaj Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah,” ajak Wamsnag.

Baca Juga: Mengenal Mushaf Al-Qur’an Isyarat, Legacy Kemenag untuk Sahabat Disabilitas

Untuk menjawab tantangan keagamaan dan kemanusiaan yang semakin kompleks ini, kata Wamenag, Indonesia dala. beberapa tahun terakhir telah menggaungkan gerakan moderasi beragama. Gerakan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat dan mendapat dukungan kuat dari pemerintah.

“Beberapa waktu lalu telah diterbitkan Peraturan Presiden RI Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama untuk menjadi gerakan dan panduan bersama dalam memahami dan mempraktikkan ajaran agama secara moderat,” tandasnya.

Dalam kesempatan ini, Wamenag juga mengajak peserta MABIMS untuk berdoa agar konflik antara Palestina dan Israel segera mendapat jalan keluar. Sehingga tragedi kemanusiaan yang saat ini terjadi dapat segera dihentikan.

“Semoga juga melalui forum MABIMS ataupun secara masing-masing, kita dapat membantu mengurangi penderitaan di wilayah terdampak konflik atas nama kemanusiaan dan perdamaian dunia,” harapnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *