Sejumlah Kepala Daerah Perempuan Inovatif Beberkan Inovasinya Pada Seminar Nasional

Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab menjadi salah satu narasumber Seminar Nasional pada, Selasa (8/8/2023) di Auditorium Gedung B J. Habibie, Jakarta. (Foto: Pemkab Jombang)

Jombang, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Jombang, Kepala Daerah Perempuan dan menyandang predikat sebagai daerah terinovatif dan inovatif menurut Indeks Inovasi Daerah Tahun 2022 yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri menjadi narasumber Seminar Nasional pada, Selasa (8/8/2023) di Auditorium Gedung B J. Habibie, Jakarta. Salahsatunya Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab.

Seminar Nasional yang mengusung tema “Inovasi Kepemimpinan Perempuan Di Sektor Pendidikan Di Daerah” diselenggarakan oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Yayasan Bakti Tanoto (Tanoto Foundation) dan Pimpinan Tinggi Perempuan (PIMTI) ini, dihadiri oleh peserta undangan dari seluruh Indonesia.

Disampaikan oleh Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc. Kepala BRIN, tujuan seminar ini adalah untuk melihat inovasi kepemimpinan perempuan di sektor pendidikan dan implikasinya terhadap kinerja sektor pendidikan di daerah dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar dan menengah.

“Lima Kepala Daerah Perempuan membagikan pengalaman dalam melakukan inovasi kepemimpinan dalam bidang pendidikan. Kepala Daerah tersebut diantaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Bupati Tegal Umi Azizah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestandini, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati sebagai pembicara kunci”, tuturnya.

Sementara Narasumber yang lain diantaranya Dr. Iwan Syahril (Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah – Kemendikbudristek); Tim INOVASI DFAT; Evi Maya Savira (Ketua Tim Pengkajian Gender dan Birokrasi, PR PDN, OR TKPEKM – BRIN).

Baca Juga: Pemkab Jember Gelar Sekolah Iklim Bagi Nelayan dan Petani

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko percaya jika inovasi pendidikan perlu dipimpin oleh perempuan, sebab perempuan memiliki peranan besar dalam memberikan pendidikan kepada anak. “Perempuan memiliki peranan dalam pengelolaan rumah tangga dan pendidikan anak di rumah, sehingga pengaruh ibu sangat besar dalam memberikan inovasi pendidikan”, tandasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga berharap melalui seminar ini dapat membangun motivasi kaum perempuan untuk menjadi “Pemimpin Inovatif” baik sebagai seorang Kepala Daerah atau pun sebagai aktor dalam profesi lainnya. Dengan demikian, sektor Pendidikan semakin mampu mencapai target untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara signifikan.

Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengku sangat mendukung eksistensi perempuan dan mengintegrasikan gender ke dalam pembangunan, bukan hanya sebagai objek pembangunan. Oleh karenanya, perlu adanya pengarusutamaan gender dalam kepemimpinan perempuan yang visioner dan inovatif.

“Kepemimpinan perempuan menjadi poin penting untuk didorong diberi ruang untuk melakukan perubahan dan perbaikan mulai di tingkat keluarga hingga pemerintahan. Perempuan harus memiliki akses dan ikut serta dalam pengambilan dan pelaksanaan kebijakan maka akan muncul kebijakan yang representatif dan inklusif. Ini harus didukung semua pihak,” jelasnya.

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab pada Seminar Nasional tersebut menyampaikan terkait Peningkatan Pendidikan Karakter di Kabupaten Jombang. Yakni Meningkatkan Karakter Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas Sejak Dini.

Diantaranya disebutkan Program Inovasi Muatan Lokal Keagamaan dan Madrasah Diniyah. Seragam Gratis. Fasilitasi Penguatan Karakter dan Budaya Lokal serta kegiatan pendukungnya.

“Pendidikan Karakter menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan nasional karena akan meningkatkan minat dan bakat siswa secara individual, dan menguatkan niai-nilai luhur budaya di masyarakat. Pendidikan Karakter perlu didasarkan dan disesuaikan dengan budaya lokal sehingga masyarakat mengenal falsafah kehidupan para leluhurnya. Pendidikan Karakter dapat diintegrasikan dalam sistem pendidikan secara formal dan non formal, sehingga dampaknya luas bagi masyarakat. Sementara pengakuan nilai budaya, misalnya melalui MURI dan Penulisan Biografi adalah salah satu strategi untuk menancapkan budaya lokal agar semakin kuat dan mengakar di masyarakat”, pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *