Blitar, serayunusantara.com — Mengingat letak geografis Blitar yang berada dalam zona rawan gempa bumi dan tsunami, kesiapsiagaan mandiri menjadi harga mati bagi setiap keluarga.
Selain memahami langkah evakuasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sangat menyarankan setiap rumah tangga memiliki Tas Siaga Bencana (TSB).
Tas ini dipersiapkan untuk bertahan hidup minimal selama 3 hari pertama setelah bencana terjadi, saat bantuan logistik mungkin belum bisa menjangkau lokasi.
Penyusunan Tas Siaga Bencana tidak bisa sembarangan.
Tas yang digunakan sebaiknya berbahan tahan air (waterproof) dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau saat keadaan darurat, seperti dekat pintu keluar atau kamar tidur.
Berdasarkan standar keselamatan internasional yang disesuaikan dengan kondisi lokal, berikut adalah komponen wajib dalam TSB:
Baca Juga: Blitar Rawan Gempa, BPBD Ingatkan “5 Langkah Emas” Mitigasi Bencana Saat Getaran Terjadi
Dokumen Penting: Salinan ijazah, sertifikat tanah, kartu keluarga, dan buku tabungan yang disimpan dalam plastik kedap air.
Perbekalan Medis: Kotak P3K standar yang berisi obat pribadi, perban, antiseptik, dan masker.
Logistik Darurat: Air minum kemasan dan makanan siap saji yang tahan lama (seperti biskuit atau abon).
Alat Penerangan & Komunikasi: Senter kecil dengan baterai cadangan, peluit untuk memberi sinyal bantuan, serta powerbank dalam kondisi penuh.
Pakaian & Kebersihan: Pakaian ganti untuk 3 hari (termasuk pakaian dalam), selimut tipis, dan alat mandi sederhana.
Uang Tunai: Secukupnya dalam pecahan kecil untuk kebutuhan mendesak saat mesin ATM tidak berfungsi.
Ibu Wahyuni (38), seorang warga di Kecamatan Kanigoro yang sudah mulai menyiapkan TSB di rumahnya, berbagi pengalaman mengenai pentingnya persiapan ini.
“Awalnya merasa repot, tapi setelah sering ada gempa dangkal di Blitar, saya jadi sadar. Tas ini sudah saya siapkan di dekat pintu utama. Isinya surat-surat penting dan baju anak-anak,” tuturnya, Senin (29/12/2025).
Di sisi lain, Koordinator Lapangan Relawan Bencana Blitar mengingatkan agar warga rutin mengecek masa kedaluwarsa makanan dan baterai di dalam tas tersebut setiap 3 atau 6 bulan sekali.
“Tas Siaga Bencana bukan sekadar pajangan. Ini adalah alat penyambung nyawa. Kami berharap kesadaran warga Blitar semakin meningkat agar dampak buruk bencana bisa kita tekan seminimal mungkin,” pungkasnya. (Fis/Serayu)









