Menkeu Sri Mulyani Indrawati bekesempatan berbicara pada Bloomberg TV untuk segmen Bloomberg Markets The Close pada Jumat (19/04). (Foto: Kemenkeu RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kemenkeu RI, Di sela padatnya agenda di Washington, D.C., Amerika Serikat, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bekesempatan berbicara pada Bloomberg TV untuk segmen Bloomberg Markets The Close pada Jumat (19/04). Dalam kesempatan tersebut, Menkeu menyampaikan dampak penguatan dolar terhadap nilai tukar rupiah saat ini.
“Situasi global yang berkembang saat ini pasti berdampak pada perekonomian Indonesia. Di sisi ekspor, penerimaan akan jauh lebih baik dengan nilai tukar dolar yang menguat. Namun, di sisi impor, konversi harga dolar terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi di Indonesia,” jelas Menkeu.
Pada situasi ini, Pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan global tersebut. Menkeu mengatakan yakin Indonesia akan tetap resilien.
“Stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Koordinasi dengan Bank Indonesia terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada. Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” ungkapnya.
Baca Juga: Wujudkan Transisi Energi Berkeadilan, Menkeu Gelar Diskusi Bersama Negara Anggota JETP
Menkeu mengatakan, perekonomian Indonesia akan tetap bertahan tumbuh resilien di level 5%. Optimisme sama yang dirasakan ketika menghadapi krisis pandemi Covid-19 lalu.
“Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus,” pungkas Menkeu.***