KKP melalui BPPSDM KP menggerakkan Taruna-Taruni Politeknik KP Pariaman untuk melaksanakan aksi cepat tanggap bencana banjir dan tanah longsor di Pesisir Selatan, Sumatra Barat. (Foto: KKP RI)
Jakarta, serayunusantara.com – Melansir dari laman KKP RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) menggerakkan Taruna-Taruni Politeknik KP Pariaman untuk melaksanakan aksi cepat tanggap bencana banjir dan tanah longsor di Pesisir Selatan, Sumatra Barat.
“Ada 200 taruna/i, dosen dan pegawai yang terjun langsung membantu masyarakat terdampak bencana banjir dan tanah longsor”, ujar Direktur Politeknik KP Pariaman, Adnal Yeka.
Lebih lanjut Adnal menyampaikan bahwa seluruh Sivitas Akademika Politeknik KP Pariaman langsung bergerak membantu membersihkan SMA Negeri 2 Sungai Limau, Padang Pariaman; membenahi irigasi perairan di Pondok Pesantren Dinul Ma’aruf Sungai Janiah; membersihkan beberapa rumah warga yang terkena dampak longsor; hingga membersihkan akses jalan yang tertutup akibat longsor yang berlokasi di Desa Sikucur.
“Kami bergotong royong melakukan pemulihan sarana dan prasarana masyarakat yang terdampak”, tambah Adnal.
Baca Juga: KKP Pastikan Evaluasi Izin Pemanfaatan Ruang Laut
Sementara itu, Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta, menerangkan bahwa Politeknik KP Pariaman, sebagai Unit Pelaksana Teknis BPPSDM, ditugaskan untuk terlibat langsung membantu masyarakat Sumatra Barat yang terdampak banjir dan tanah longsor. Ia juga meminta agar upaya koordinasi dengan Pemerintah Daerah terus dilakukan untuk mendukung proses pemulihan bencana.
“Duka ini adalah duka kita semua, kami tentu akan mendorong satuan pendidikan kami yang ada di Sumbar untuk dapat terlibat dan meringankan beban masyarakat yang terdampak” ujar Nyoman.
Berdasarkan laporan dari Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Sumatra Barat, bencana banjir dan tanah longsor ini mengakibatkan 14 rumah di Kecamatan Koto XI Terusan tertimbun longsor, 20.004 rumah terendam banjir, dan delapan unit jembatan terputus. Sementara itu, sekitar 46.000 warga diharuskan mengungsi akibat kejadian banjir dan longsor.***