Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar Tomi Gandhi (kiri) saat bertemu Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso. (Foto: istimewa)
Blitar, serayunusantara.com – Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Blitar, Tomi Gandhi, mengapresiasi jempol kepada Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso soal himbauan larangan kepada sekolah mengadakan kegiatan wisuda.
“Saya sangat apresiasi atas apa yang disampaikan Mas Rahmat, terkait larangan sekolah mengadakan kegiatan wisuda. Ini sangat benar dan ngapain juga ada wisuda-wisuda segala, kalau bisa di hapus saja kegiatan yang tidak terlalu penting dan memberatkan orang tua wali,” kata Tomi dalam pesan whatsapp nya, Jumat (16/6/2023).
Pengusaha muda ini juga memuji gaya kepemimpinan Wakil Bupati Blitar dekat dengan masyarakat dan selalu tanggap terhadap keluhan warganya.
“Ini baru pemimpin keren. saat ini masyarakat Blitar sedang bermimpi mendambakan sosok pemimpin yang bisa mengerti keinginan masyarakatnya, jujur, berani dan berkarakter,” ucapnya.
Selain Tomi, banyak pujian juga berdatangan dari berbagai elemen masyarakat. Dimana, setelah Wabup Blitar yang akrab disapa Pakde Rahmat menanggapi viral nya penolakan acara wisuda kelulusan siswa TK hingga SMA yang banyak dikeluhkan orang tua di Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Respon Cepat Wabup Rahmat Atas Ramainya Penolakan Wisuda TK – SMA Didukung Tomi Gandhi
Dia pun meminta jajarannya, dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi. Menurut Pakde Rahmat, penolakan acara wisuda kelulusan memang masuk akal. Sebab, kegiatan tersebut sangat membebani orang tua wali.
“Padahal setelah lulus (TK, SD, SMP dan SMA) perlu biaya lagi dan lebih urgent,” jelasnya, seperti di kutip dari unggahan media cakrawala, Kamis (15/6/2023).
Dijelaskannya juga, kondisi keuangan setiap keluarga juga perlu diperhatikan, apalagi kalau sekeluarga lebih dari 1 orang yang lulus sekolah misal lulus TK dan lulus SD kemudian harus ikut acara wisuda. Tentu sangat memberatkan.
Tambahnya, kegiatan wisuda sekarang menjadi ajang adu gengsi dengan menggelar wisuda besar-besaran agar tampak maju sekolahannya.
“Acara wisuda lazimnya untuk kelulusan perguruan tinggi. Tapi kenapa sekarang justru ngetren dilakukan sekolah mulai TK sampai SMA. Oleh karena itu saya minta dinas (Dindik) untuk mengevaluasi acara tersebut, bukan hanya sekolah negeri tapi juga swasta,” tegas Politisi dari PAN ini.(Jun)