Bupati Blitar Rini Syarifah dan Gendro Wulandari saat bertemu di Pendopo Ronggo Hadi Negoro, Kamis (22/12/2022). (foto: IST)
Blitar, serayunusantara.com – Gendro Wulandari, warga Karangnongko Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar bertemu Bupati Blitar Rini Syarifah di Pendopo Ronggo Hadi Negoro, Kamis (22/12/2022).
Melansir dari Cakrawala.co, namun sayangnya, pertemuan Gendro Wulandari dan Bupati Blitar Mak Rini di Pendopo RHN tertutup bagi awak media yang ingin meliput.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Blitar, Rustin Tri Setyo Budi mengatakan, pertemuan antara Bupati Blitar Rini Syarifah dan Gendro Wulandari tidak boleh diliput media.
Rustin enggan berkomentar alasan pertemuan itu tertutup. “No comment mas,” kata Rustin singkat.
Baca Juga: Tidak Mau Temui Warga, Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Blitar Sebut Bupati ‘Jangan Kemayu’
Sebelumnya, Gendro Wulandari melakukan aksi tidur di halaman Kantor Pemkab Blitar di Kanigoro sejak Senin (19/12) hingga Bupati Blitar berkenan menemuinya.
Sebab menurutnya, Bupati Blitar bertanggungjawab atas persoalan redistribusi (redis) tanah di Karangnongko yang carut marut.
Dengan ditemani sang ayah, Gendro Wulandari rela kepanasan dan kehujanan selama 3 hari 3 malam di bawah tiang bendera di halaman Pemkab Blitar.
“Saya tidak akan meninggalkan tiang bendera ini sampai Bupati Blitar mau menemui saya di sini. Saya meminta bupati bertanggungjawab atas redis di Karangnongko,” ujarnya Rabu (21/12/2022).
Menurutnya, kasus di Karangnongko adalah contoh redis tanah yang carut-marut tidak karuan dan mengadu domba warga satu kampung.
“Bupati Blitar harus tahu bahwa redis di Karangnongko Modangan Blitar carut-marut sehingga masalah tersebut harus menjadi bahan evaluasi,” ujar dia.
“Selama kasus Karangnongko mencuat, belum satu kali pun saya ditemui oleh ibu bupati. Belum pernah,” lanjutnya.
Dia pun menegaskan tetap bersikukuh mempertahankan prinsipnya hingga Bupati berkenan menemuinya dan memberikan penjelasan.
“Ada pengadilan yang masih bisa dibanding. Tapi pengadilan nurani saya tidak bisa dibanding. Apa pun itu tawarannya. Kalau salah, saya katakan salah. Saya tidak mau diadu domba,” kata Gendro Wulandari. (ruf)