Hadir di Pengukuhan Ormas Radja, Wabup Blitar: Saya Bukan Anti Demo, Tapi Suka Kekompakan 

Foto bersama usai pengukuhan Ormas Radja di BumDes Karangsono Kecamatan Kanigoro, Minggu (4/12/2022). (foto: achmad/serayunusantara.com)

Blitar, serayunusantara.com | Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso dan Ketua Kadin Kabupaten Blitar Henrin Mulat Wiyati menghadiri pengukuhan sekaligus konsolidasi Ormas Radja (Rakyat Djelata), bertempat di BumDes Karangsono Kecamatan Kanigoro, Minggu (4/12/2022).

Pada kesempatan itu, Rahmat Santoso menyampaikan apresiasi luar biasa atas terbentuknya Ormas Rakyat Djelata ini. Sebagai Wakil Bupati Blitar, dirinya berharap Ormas Radja bisa menjadi wadah kontrol sosial yang profesional dan lebih elegan jika akan menyampaikan pendapat terkait kebijakan pemerintah daerah.

“Semua persoalan tidak harus disampaikan dengan cara demo,” pesan Wabup Rahmat.

“Saya ini bukan orang yang anti demo, namun jika ada persoalan, lebih enak bicara dalam forum. Apa yang jadi masalah di lapangan bisa kita diskusikan untuk mencari jalan keluar yang terbaik,” sambungnya.

Baca Juga: Belum Ada Keberhasilan Kinerja, Ketua Kadin Kabupaten Blitar Desak TP2ID Dibubarkan

Wabup Rahmat juga mengajak semua elemen masyarakat Blitar untuk tetap menjaga kekompakan. Diakuinya, dirinya adalah orang yang masih baru terjun di dunia politik.

“Jaga terus kekompakan. Beda pilihan dalam politik adalah hal yang biasa, namun tidak kemudian memutus silaturahmi. Walau dulu tidak memilih saya, tapi saat rakyat butuh dibantu ya tetap akan saya bantu,” jelas Wabup yang dekat dengan masyarakat kecil ini.

Sementara itu, Ketua Ormas Radja Tugas Nanggolo Yudho Dili Prasetiono (Bagas) menegaskan, Ormas Radja memiliki konsep membangun kolaborasi yang utuh, dengan asas kemaslahatan umat yang berkeadilan sosial dan kemakmuran rakyat, dan bukan untuk kemakmuran golongan.

Disebutkan pula, Ormas Radja bergerak secara simultan dengan arah kebijakan pemerintah yang bisa menyejahterakan rakyat namun akan kritis terhadap perilaku oknum pejabat birokrasi yang berperilaku menyimpang dari aturan perundang-undangan atau melakukan praktik korupsi.

“Ormas Radja berpedoman pada asas kebersamaan, gotong royong dan kesetaraan sosial. Kami akan mengawal kebijakan pemerintahan serta memaksimalkan potensi yang ada di semua sektor. Kami ingin berbuat sesuatu, berkarya serta mengabdi pada nusa bangsa,” terang Bagas.

Menambahkan yang disampaikan Bagas, ketua panitia penyelenggara Susanto menjelaskan, pengukuhan sekaligus konsolidasi Radja awalnya adalah gagasan beberapa unsur elemen termasuk media, kepala desa, tokoh masyarakat dan pemuda untuk mendapatkan rasa keadilan dan kesejahteraan yang sama.

“Kami ingin menjadikan Radja sebagai wadah sosial untuk mengabdikan diri dan berkontribusi kepada masyarakat secara umum dan juga nusa dan bangsa,” ungkapnya.

Selain itu, Radja juga ingin membangun, menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh warga. Membangun relasi sesama masyarakat dengan mengoptimalkan kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan umum.

“Ormas Radja sebagai wadah, penyalur aspirasi dan keluhan masyarakat yang mengedepankan asas gotong royong dan kompak,” pungkasnya. (jun/ruf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *