Jatim, serayunusantara.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim menggelar rapat koordinasi tindak lanjut Rakornas Pengendalian Inflasi serta Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah 2025, di kantor BI Jatim, Jumat (29/8/2025).
Forum ini menjadi langkah strategis memperkuat sinergi menjaga stabilitas inflasi sekaligus mendorong transformasi digital daerah.
Inflasi Jatim pada Juli 2025 tercatat 0,22% (mtm), menurun dibanding Juni 0,43% (mtm). Secara tahunan inflasi mencapai 2,21% (yoy) atau 1,54% (ytd), masih dalam sasaran nasional 2,5±1%. Seluruh kota pemantauan IHK di Jatim mencatat inflasi, dengan tertinggi Banyuwangi 2,87% (yoy) dan terendah Gresik 1,93% (yoy).
Cuaca yang lebih baik, peningkatan produktivitas pangan, serta program pemerintah seperti GNPIP dan strategi 4K turut menekan laju inflasi. Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim, Dr. Mhd. Aftabuddin RZ, menegaskan pengendalian inflasi membutuhkan kerja sama lintas sektor.
Di sisi lain, Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) terus memperkuat elektronifikasi transaksi keuangan daerah. Bank Indonesia mencatat transaksi QRIS di Jatim pada Juli 2025 menembus Rp11,8 triliun atau tumbuh 129% (yoy) dengan 126,8 juta transaksi. Pengguna QRIS mencapai 8,64 juta dengan 4,74 juta merchant.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Jatim Sidak SMAN 1 Kampak Trenggalek Usai Aksi Protes Siswa
Ke depan, roadmap P2DD diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik, mendukung UMKM, memperluas infrastruktur digital, hingga mempercepat belanja daerah. TP2DD juga mempersiapkan Championship TP2DD 2026, dengan target berdampak positif pada peningkatan PAD dan penguatan kelembagaan keuangan daerah. (Serayu)













