Blitar, serayunusantara.com – Masjid Syuhada’ Haji yang berdiri megah di Jalan Sudanco Supriyadi, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, masih ramai dikunjungi warga.
Tak hanya menjadi pusat ibadah, masjid ini juga menyimpan kisah kelam sekaligus heroik dalam sejarah haji Indonesia.
Masjid yang berdampingan dengan monumen peringatan para korban tragedi haji ini menjadi simbol penghormatan bagi 111 calon jemaah asal Blitar yang wafat dalam kecelakaan pesawat Martin Air DC-8 di Bukit Tujuh Dara, Maskeliya, Sri Lanka, pada 4 Desember 1974.
Tragedi tersebut merenggut total 182 jiwa calon jemaah haji Indonesia.
Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat Blitar membangun monumen dan masjid yang diberi nama Masjid Syuhada’ Haji.
Baca Juga: Masjid Agung Kota Blitar, Ikon Religi Bersejarah yang Jadi Pusat Spiritualitas dan Kebersamaan Warga
Monumen pertama didirikan pada 1977, kemudian direvitalisasi hingga diresmikan kembali pada 4 Desember 2022.
Di dalam kompleks masjid kini berdiri miniatur pesawat DC-8 lengkap dengan daftar nama korban sebagai pengingat perjuangan para syuhada haji.
Suasana masjid kini semakin hidup dengan berbagai kegiatan keagamaan. Menjelang Ramadan, jamaah terlihat memenuhi serambi dan ruang utama masjid.
Dinding berwarna hijau-putih serta kaligrafi di bagian dalam menambah nuansa khusyuk. Kegiatan rutin seperti tadarus, kuliah subuh, dan kajian selepas salat tarawih juga diadakan oleh pengelola yayasan.
Menurut keterangan dari pihak Yayasan Syuhada Haji, masjid ini memang dibangun bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga wadah untuk mengenang dan mendoakan para korban.
“Kami ingin masjid ini menjadi tempat warga memperkuat iman, sekaligus mengenang mereka yang telah gugur dalam perjalanan menuju Tanah Suci,” ujar salah satu pengurus yayasan saat ditemui di lokasi.
Seorang pengunjung asal Tulungagung, Sunarno (53), mengaku terkesan dengan suasana masjid.
“Saya datang dari luar kota setiap kali ke Blitar dan selalu menyempatkan mampir ke sini. Suasananya tenang, kisah di baliknya membuat saya lebih khusyuk beribadah,” ujarnya
Ia juga menyampaikan bahwa saat dirinya duduk di serambi dan melihat monumen kecil di samping, terasa sekali makna bahwa ibadah haji bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga spiritual.
Kini, Masjid Syuhada’ Haji menjadi salah satu destinasi religi utama di Kota Blitar. (Serayu)












