Melihat Pompanisasi di Kabupaten Blitar untuk Percepatan Tanam

Kabid Prasarana DKPP Kabupaten Blitar Mat Safi’i saat mengunjungi Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Jumat, 8 Maret 2024, untuk survei lokasi pompanisasi. (Foto: DKPP Kabupaten Blitar)

Blitar, serayunusantara.com – Berbagai persoalan pertanian di Kabupaten Blitar ditanggapi dengan serius oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar. Salah satu masalah yang jadi pembahasan ialah terkait masalah tanam. Petani tidak jarang mengeluh sulitnya mendapatkan air untuk mengairi sawah.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Bidang (Kabid) Prasarana DKPP Kabupaten Blitar Mat Safi’i. Dia mengatakan, air yang mengalir di sungai kurang dimanfaatkan dengan baik oleh para petani. Air itu dibiarkan mengalir begitu saja ke muara sungai.

Mat Safi’i mencontohkan, sejumlah air sungai di Kabupaten Blitar dibiarkan mengalir ke sungai Brantas. Padahal air tersebut bisa digunakan untuk mengairi persawahan untuk irigasi sawah.

Oleh karena itu memerlukan alat ataupun perantara untuk mengangkat air dari sungai ke lahan sawah. Sehingga lahan-lahan sawah milik petani bisa mendapatkan aliran air untuk tanaman dan pengolahan tanah.

Cara yang dilakukan, kata dia, menggunakan pompanisasi, yakni menggunakan pompa air untuk mengangkat air dari sumber ataupun aliran sungai untuk dialirkan ke lahan persawahan.

Kabid Prasarana DKPP Kabupaten Blitar Mat Safi’i saat mengunjungi Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Jumat, 8 Maret 2024, untuk survei lokasi pompanisasi. (Foto: DKPP Kabupaten Blitar)

Dia mengatakan, pompanisasi itu salah satunya telah diterapkan di Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar. DKPP bersama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian langsung meninjau lokasi pompanisasi.

“Dengan adanya pengangkatan air yang biasanya proses penanaman yang agak terlambat setelah panen, itu bisa teratasi karena kondisi air yang tercukupi,” katanya Jumat, 8 Maret 2024.

Percepatan Tanam

Mat Safi’i menyampaikan, melalui pompanisasi diharapkan bisa berdampak positif terhadap dunia pertanian, yakni menciptakan percepatan tanam. Melalui hal itu diharapkan tidak ada lahan-lahan yang menganggur usai mengalami masa panen.

Sebab, menurutnya, kebutuhan air bisa tercukupi apabila ada bantuan pompa air untuk menyedot air. Pompa air itu ditempatkan di sumber-sumber mata air dan aliran sungai.

“Akhirnya kita cari titik-titik mana saja yang kiranya bisa dimanfaatkan untuk pengairan,” ujarnya.

 Mat Safi’i berharap, adanya pompa air diharapkan bisa meningkatkan indeks pertanaman di lahan sawah. Apabila biasanya petani itu menanam padi dalam satu tahun, lewat perpompaan bisa menjadi dua kali.

“Sehingga nantinya usai pelaksanaan program perpompaan produktivitas padi di Kabupaten Blitar juga bisa meningkat,” ungkapnya. (adv/kmf/Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *