Plt. Gubernur Jatim Emil Tinjau SPMB 2025, Upayakan Pelayanan Lebih Baik

Jatim, serayunusantara.com – Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, melakukan pemantauan langsung terhadap proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jatim 2025 di sejumlah sekolah di Surabaya, Senin (9/6/2025).

Kunjungan ini bertujuan memastikan kelancaran tahap pengambilan PIN mandiri oleh calon siswa, yang berlangsung pada 2-13 Juni 2025, sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Beberapa sekolah yang dikunjungi antara lain SMAN 5 Surabaya, SMAN 1 Surabaya, SMAN 2 Surabaya, dan SMKN 4 Surabaya. Dari hasil inspeksi, Emil menemukan beberapa kendala, seperti ketidaksesuaian nilai rapor dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) serta keluhan masyarakat, terutama orang tua, mengenai proses pengambilan PIN mandiri.

“Antusiasme masyarakat sangat tinggi, namun kami menemukan perbedaan antara nilai rapor dan Dapodik. Inilah mengapa verifikasi data sangat penting,” ujar Emil.

Ia menekankan bahwa verifikasi nilai dan Dapodik berpengaruh pada indeks prestasi sekolah, yang menjadi penentu kelulusan pendaftaran. “Ini menyangkut masa depan siswa. Upaya kecil ini akan meningkatkan akurasi dan keadilan,” tambahnya.

Perluasan Kuota Sekolah untuk Kurangi Antrean

Merespons antrean panjang dalam verifikasi data dan pengambilan PIN, Emil memerintahkan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim untuk memperluas kuota sekolah pendaftaran dari 5 menjadi 10 sekolah per rayon. Selain itu, setiap sekolah tidak lagi dibatasi maksimal 150 pendaftar per hari.

Baca Juga: Melihat Program Lamongan Hijau: Bukti Nyata Komitmen Pelestarian Lingkungan

“Mulai besok, siswa bisa memilih dari 10 sekolah dalam satu rayon. Jika terjadi kepadatan, akan ada redistribusi agar antrean tidak terlalu lama,” tegasnya.

Penanganan Kekurangan Dokumen

Emil juga memastikan bahwa semua calon siswa harus dilayani dengan baik, termasuk bagi yang kekurangan dokumen. Ia meminta sekolah tidak serta-merta memulangkan peserta, melainkan mencatat kasusnya terlebih dahulu.

“Jika ada yang ditolak, harus dilaporkan ke koordinator. Jika masalahnya tidak substantif, proses bisa dilanjutkan dengan catatan tertentu,” jelasnya.

Di akhir kunjungan, Emil mengakui bahwa sistem SPMB belum sempurna, namun dia mengapresiasi kerja keras Dindik Jatim dalam memberikan pelayanan optimal. “Kebijakan ini berasal dari pusat, tetapi kami berupaya memastikan proses berjalan sebaik mungkin,” tutupnya.

Dengan berbagai penyesuaian ini, diharapkan SPMB Jatim 2025 dapat berjalan lebih lancar dan adil bagi seluruh calon siswa. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *