Surabaya, serayunusantara.com – AKBP Arbaridi Jumhur, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, mengungkapkan bahwa pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) di Surabaya tidak hanya berasal dari jaringan terorganisir atau individu, tetapi juga semakin banyak dilakukan secara dadakan oleh orang-orang yang bertindak spontan.
Menurut AKBP Jumhur, pelaku dadakan ini seringkali tidak memiliki persiapan atau peralatan khusus. Salah satu contoh kasus terjadi di Sidoarjo, di mana pelaku awalnya berniat menagih utang, tetapi karena tidak menemui target, ia malah mencuri motor yang kuncinya tertinggal di sebuah apotik.
“Motif seperti ini perlu diwaspadai karena pelaku bisa memanfaatkan celah sekecil apa pun,” ujarnya dalam FGD Wawasan Series Suara Surabaya, Rabu (4/6/2025).
Tingginya Angka Curanmor di Surabaya Raya
Data menunjukkan, dalam tiga bulan terakhir (Maret–Mei 2025), sebanyak 529 motor dilaporkan hilang di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Rinciannya:
- Maret 2025: 141 motor
- April 2025: 194 motor (naik 37,5%)
- Mei 2025: 194 motor
Baca Juga: Kapolrestabes Dapat Apresiasi di HJKS ke-732 atas Dedikasi Jogo Suroboyo
Rata-rata, 5 motor hilang setiap hari.
Waktu dan Lokasi Rawan
- Waktu: Malam hari masih paling rawan, tetapi pencurian siang hari meningkat dari 20 kasus (Maret) menjadi 37 kasus (Mei).
- Lokasi:
-
37-39% terjadi di rumah/kos.
-
14,9-17,7% di warung, kafe, atau toko.
-
Modus Pencurian
Beragam, mulai dari:
- Motor dibawa kabur oleh orang yang baru dikenal.
- Paksaan atau ancaman.
- Kunci motor tertinggal.
Baca Juga: Warga di Pacitan Bahagia Usai Dapat Hewan Kurban Setelah Empat Tahun
Imbauan Polisi
AKBP Jumhur mengingatkan masyarakat untuk:
- Mengunci motor secara ganda.
- Memarkir di tempat aman dengan CCTV.
- Tidak meninggalkan kunci motor sembarangan.
Dengan meningkatnya kasus curanmor dadakan, kewaspadaan ekstra sangat diperlukan untuk mencegah kejahatan spontan ini. (Serayu)