Seorang petani yang sedang menyemprotkan pestisida. (foto: pixabay)
Blitar, serayunusantara.com | Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar mengajak petani untuk menggunakan pestisida hayati. Sebab, penggunaan pestisida hayati lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida kimia.
Kepala Dispertapa Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan, selama ini petani sering menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan hama. Padahal penggunaan bahan kimia yang berlebihan bisa merusak lingkungan.
“Maka petani saat ini harus mulai mengubah pola pikir. Bahwa lingkungan itu juga harus dijaga, agar lahan pertanian yang saat ini masih ada tidak rusak, dan bisa tetap lestari,” katanya, Selasa (8/11/2022).
Menurutnya, konsep pertanian yang ramah lingkungan ialah konsep pertanian yang mengedepankan keamanan seluruh komponen. Keselamatan lingkungan dan tanaman menjadi prioritas yang harus diutamakan oleh petani.
Baca Juga: Dispertapa Kabupaten Blitar Beberkan Manfaat Biosaka
“Saat lingkungan aman, ke depannya masih bisa dinikmati oleh anak cucu. Saat tanamannya aman, maka saat dikonsumsi akan lebih aman, dalam arti sehat dan tidak membahayakan,” jelasnya.
Pestisida hayati, kata dia, tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan. Selain itu, manusia yang mengonsumsinya pun juga aman dari efek samping bahan makanan.
Wawan menyebut, pestisida hayati bisa dibuat dengan bahan yang relatif murah dan peralatan yang relatif sederhana tanpa meninggalkan dampak negatif bagi lingkungan.
“Pestisida ini berasal dari bahan aktif yang berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman,” ujarnya.
Wawan berharap, petani saat ini harus mulai perlahan-lahan untuk beralih menggunakan pestisida hayati dan meninggalkan penggunaan pestisida kimia.
“Artinya ini butuh waktu. Petani harus mulai dikenalkan dengan bahan-bahan organik, tidak hanya pupuk tapi juga pestisida, agar lingkungannya bisa aman,” pungkasnya. (adv/jun)
