Selamat Harlah ke-64 PMII: Surat Kecil untuk Sahabatku

Oleh: Reyda Hafis A. – Biro Kajian PMII Rayon El-Freire Komisariat UNU Blitar 

“Yang akan nyampai kesana adalah kader dengan Refleksi Tertinggi dan Penghormatan Terhadap PMII. Hanya kader terdidik yang punya daya tahan dan keyakinan dalam ruang batin terdalam dalam organisasi,” -Nur Sayyid Santoso Kristeva (Bung Kristeva).

Tepat hari ini, 64 tahun lalu di Wonokromo, Surabaya telah resmi berdiri rumah kita, organisasi tercinta kita, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang selanjutnya kita kenal sebagai PMII. Sahabatku, PMII tidak berdiri di tengah kenyamanan, tidak pula disertai gemerlap pesta megah ala agenda mahasiswa yang kita kenal saat ini.

PMII lahir dari ketidaknyamanan untuk melahirkan kenyamanan. Hari ini sahabatku, PMII kita telah melewati perjalanan panjang. Orde lama, orde baru, reformasi, hingga masa kini, masa yang jauh dari kepedulian sahabatku.

Surat Kecil: Refleksi untuk Sahabat

Sahabatku, mari kita renungkan sebentar, bagaimana kondisi rumah pergerakan kita saat ini sahabatku. Semoga saja, surat kecil sederhana ini dapat membantu sahabat-sahabat untuk kembali berefleksi, dan bersemangat menjadi kader terdidik di PMII.

Ku tuliskan surat ini untukmu, sahabatku.

Sahabatku, aku masih ingat saat terakhir kali kita bertemu, kau berucap akan ikhlas mengabdi, dan membangun PMII kita tercinta. Aku tak kuasa mendengarnya sahabatku, aku tak kuasa sebab ungkapan itu seringkali hanya jadi bahan bercandaan saja, sahabatku.

Aku tak percaya sebab semua terlalu jelas sahabatku. Pengabaian di mana-mana sahabatku.

Apa yang dilakukan pimpinan kita sahabatku?Krisis iklim, pemotongan masa tahanan koruptor, kebijakan yang tak berpihak pada rakyat, Dan hal-hal lain yang sudah jauh dari tujuan PMII berdiri.

Sikap apa yang ditunjukkan pimpinan kita sahabatku?

Kader-kader PMII kita sahabatku, pengurus rayon, komisariat, cabang sahabatku. Mereka sudah kehilangan malu, sahabatku. Pandai berbicara, namun tak pandai melakukan sahabatku.

Memerintah, namun jauh dari keteladanan sahabatku. Benar-benar tak tahu malu sahabatku.

Sahabatku, di penghujung surat ini, aku ingin memberikan semangat padamu. Bahwa apapun yang kau kerjakan, meskipun kecil bagi dirimu dan PMII, selama itu mengarah pada kebaikan,

Rayakanlah, berbahagialah.

Untuk penutup, mari kita nyanyikan lagu kebanggaan kita, sahabatku.

Inilah kami wahai Indonesia

Satu barisan dan satu cita

Pembela bangsa penegak agama

Tangan terkepal dan maju kemuka

 

Habislah sudah masa yang suram

Selesai sudah derita yang lama

Bangsa yang jaya, islam yang benar

Bangun tersentak dari bumiku subur

 

Denganmu PMII, Pergerakanku

Ilmu dan bakti, kuberikan

Adil dan makmur ku perjuangkan

Untukmu satu tanah air ku

Untukmu satu keyakinanku

 

Inilah kami wahai Indonesia

Satu angkatan dan satu jiwa

Putera bangsa bebas merdeka

Tangan terkepal dan maju ke muka

Terimakasih, salam hangat dariku, sahabatmu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *