Mengapa Petani di Kabupaten Blitar Perlu Gunakan Pupuk Organik?

Lahan pertanian yang ada di wilayah Blitar. (Foto: Muhammad Thoha Ma’ruf/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com – Petani di Kabupaten Blitar harus menyikapi keterbatasan pupuk organik secara bijak. Para petani harus pandai-pandai dalam berinovasi agar tetap bisa panen secara maksimal, namun tidak mengeluarkan terlalu banyak biaya.

Apalagi ketersediaan pangan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Sebab, begitu besarnya populasi masyarakat Indonesia. Sehingga memerlukan stok pangan yang jumlahnya banyak.

Oleh karena itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar mendorong para petani di Bumi Penataran untuk terus menggunakan pupuk organik. Apalagi pembuatan pupuk organik tergolong mudah. Banyak bahan-bahan di sekitar rumah yang bisa dijadikan bahan.

Penggunaan pupuk organik juga tergolong ramah terhadap lingkungan. Alasannya, di dalam pupuk organik tidak ada kandungan residu, seperti di dalam pupuk kimia yang beredar di pasaran.

“Pupuk organik ini lebih ramah lingkungan dibandingkan pupuk kimia,” kata Kepala Bidang Sarana Tanaman Pangan dan Holtikultura DKPP Kabupaten Blitar, Hikma Wahyudi, Senin, 25 Maret 2024.

Pria yang biasa berkacamata ini mengatakan, para petani harus mulai meninggalkan kebiasaan kurang baik seperti menggunakan pupuk kimia guna budidaya tanaman. Apalagi penggunaannya berlebihan, karena bisa merusak lingkungan dan sawah.

Kabid Sarana Tanaman Pangan dan Holtikultura DKPP Kabupaten Blitar, Hikma Wahyudi. (Foto: Serayu Nusantara)

Dia juga mendorong agar petani saat ini harus mulai mengubah pola pikir. Bahwa lingkungan itu juga harus dijaga, agar lahan pertanian yang saat ini masih ada tidak rusak, dan lestari.

Baca Juga: Sinergi Pemkot Surabaya Dan Bank Indonesia Kembangkan Wisata Kampung Sejarah

Menurut Hikma, konsep pertanian yang ramah lingkungan ialah konsep pertanian yang mengedepankan keamanan seluruh komponen. Keselamatan lingkungan dan tanaman menjadi prioritas yang harus diutamakan oleh petani.

Dia menyebut, saat lingkungan aman, ke depannya masih bisa dinikmati oleh anak cucu. Saat tanamannya aman, maka saat dikonsumsi akan lebih aman, sehingga tidak membahayakan.

“Pupuk organik tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan. Manusia yang mengonsumsinya pun juga aman dari efek samping bahan makanan,” ungkapnya.

Hikma mengungkapkan, meskipun beralih ke pupuk organik bukan perkara mudah, para petani harus mulai melakukan hal tersebut, sehingga bisa memakmurkan petani. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *