Tingkatkan Ekonomi Kerakyatan, Kementan Dorong Setiap Daerah Kembangkan Model Closed-Loop Peternakan Kambing Domba

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) . (foto: Kementan)

Kulon Progo, serayunusantara.com – Melansir dari laman Kementerian Pertanian, guna meningkatkan ekonomi kerakyatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong setiap daerah agar mengembangkan model closed-loop peternakan kambing domba di Indonesia. Hal tersebut Mentan SYL sampaikan saat mengunjungi Rajendra Farm Peternakan Kambing Domba di Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Selasa (14/2/2023).

Menurut Menteri Pertanian SYL, closed-loop merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang dapat meningkatkan skala ekonomi, pendapatan petani, dan meningkatkan produktivitas.
“Model ini diharapkan dapat menjadi sistem pemberdayaan dan peningkatan skala usaha sekaligus menciptakan ekosistem, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak yang berdampak pada kesejahteraan peternak,” ungkap SYL.
SYL pun sangat mengapresiasi bentuk sinergi yang terjadi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, serta peternak yang tergabung dalam Perserikatan Peternak Kambing Domba Yogyakarta (PPKDY) dalam upaya pengembangan Closed Loop Peternakan Kambing dan Domba yang telah dilakukan.
“Model pengembangan peternakan seperti di Rajendra Farm ini sungguh luar biasa dan bisa dijadikan contoh atau Role Model bagi peternak lainnya”, ungkap SYL dengan bangga.
“Tentunya ini perlu didorong peningkatan peran dan kontribusi komoditas kambing dan domba dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani, siapa yang butuh kambing mulai dari lamaran dan matipun butuh kambing,” tutur SYL.
“Sebagai komoditas orientasi ekspor tentunya harus berkelanjutan (sustainable) dengan menerapkan model yang tepat”, ungkapnya.
SYL juga menyampaikan, Kementan mendorong untuk memperbanyak pengembangan peternakan kambing dan domba dengan model closed loop seperti ini agar dapat diaplikasi ke semua peternakan dan stake holder.
“Harapan saya tiap 1 provinsi akan ada model seperti ini, sehingga tercapai kesejahteraan peternak dan ketahanan produk pangan asal ternak di Indonesia