Tingkatkan Kesejahteraan Petani, DKPP Kabupaten Blitar Rutin Bimbing Pembuatan Biosaka

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto saat membuat elisitor biosaka. (Foto: Ahmad Zunaedi/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar secara rutin menggelar bimbingan pembuatan elisitor biosaka kepada para petani.

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan, kegiatan bimbingan itu diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam membuat dan mengolah nutrisi tanaman jenis biosaka.

“Kemudian tujuan yang lain ialah menjawab keresahan petani karena tingginya harga pupuk, dan pupuk subsidi pun kuotanya juga terus dikurangi oleh pemerintah pusat,” kata dia,saat ditemui di kantornya, Selasa (30/5/2023)

Wawan menjelaskan, biosaka dibuat dengan bahan berupa daun tumbuhan yang ada disekitar lahan pertanian dan setidaknya diperlukan lima jenis tumbuhan berbeda untuk melengkapi nutrisi pada tanaman.

“Dengan memanfaatkan tumbuhan yang mudah didapatkan, tentunya akan mengurangi biaya pengolahan pertanian,” lanjutnya.

Baca Juga: Endro Hermono Sampaikan Sejumlah Pesan saat Bimtek Peran Karantina Pertanian untuk Ekspor Buah-buahan

Selain itu, lanjutnya, apabila harga pupuk pertanian saat ini terus mengalami kenaikan. Ditambah lagi, hanya ada dua jenis pupuk yang disubsidi oleh pemerintah yakni jenis Urea dan NPK

Pembatasan pupuk tertuang dalam, Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 10 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.

“Saya menilai apabila biosaka ini dapat digunakan sebagai alternatif petani untuk meningkatkan hasil pertanian yang diolahnya,” tambahnya.

Terakhir, pihaknya berharap dengan adanya pelatihan pembuatan biosaka, petani dapat memaksimalkan pola pertanian yang ramah lingkungan tanpa mengenyampingkan hasil produksi.

Selain itu, Wawan berharap agar setiap pelaku petani kreatif yang sudah berhasil mengolah pertanian dengan biosaka dapat mengajarkan petani di lingkungannya.

Untuk diketahui, elisitor biosaka sendiri, pertama dicoba sejak tahun 2006 oleh petani dari Kabupaten Blitar, Muhamad Anshar. Dia membuat biosaka yang berasal dari bahan larutan tumbuhan atau rerumputan.

Saat mencoba biosaka itu, ditemukan barang tersebut mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit, dan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen. Karena memiliki manfaat yang besar, penggunaan biosaka semakin berkembang, hingga semakin banyak petani yang menggunakannya. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *