Tingkatkan Ketahanan Pangan, DKPP Kabupaten Blitar Jalankan Program Percepatan Tanam

Salah satu lahan pertanian di Blitar yang ditanami padi. (Foto: Reyda Hafis/Serayu Nusantara)

Blitar, serayunusantara.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar terus berupaya dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah Bumi Penataran. Berbagai program terus dijalankan guna menjaga ketersediaan pangan untuk masyarakat.

Kepala DKPP Kabupaten Blitar Toha Mashuri mengatakan, saat ini, salah satu program yang dijalankan adalah percepatan tanam. Program ini dijalankan agar ketersediaan pangan bisa melimpah untuk memenuhi kebutuhan.

Tanaman yang menjadi perhatian utama dalam program percepatan tanam adalah padi. Karena jenis tanaman ini merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sehari-hari. Sehingga dibutuhkan jumlah yang sangat banyak.

Toha menyebut, cara untuk menjalankan program percepatan tanam sebenarnya cukup mudah. Petani dilarang mengosongkan lahan miliknya lebih dari 14 hari. Sehingga usai ditanam bisa disegerakan untuk diolah tanahnya sebelum ditanami padi.

“Program ini mulai berjalan pada 2024 ini, dan dijalankan serentak termasuk di Kabupaten Blitar. Oleh karena itu, para petani harus mulai melakukan percepatan tanam untuk mengatasi resiko kerawanan pangan,” ujar Toha, Kamis, 18 Februari 2024.

Baca Juga: Dorong Stabilitas Harga: Komite II DPD RI Panggil Menteri Pertanian dan Pihak Terkait

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar ini menjelaskan, selain tidak mengosongkan tanah lebih dari 14 hari, cara lain yang harus dilakukan petani ialah melakukan pembenihan di luar lahan tanam.

Kepala DKPP Kabupaten Blitar Toha Mashuri. (Foto: Serayu Nusantara)

Dengan demikian, kata dia, saat lahan sudah siap ditanami, benih juga sudah siap dimasukkan ke dalam lahan. Sehingga tanaman padi bisa segera ditanam, dan secara otomatis lahan bisa tetap produktif.

Perlu diketahui, ancaman krisis pangan bukan isapan jempol belaka, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman pernah mengungkapkan, apabila kondisi dunia saat ini sedang dalam kondisi tidak ideal.

Menurutnya, saat ini kondisi pangan dunia tidak baik-baik saja. Khusus Negara Indonesia ada terjadi El Nino yang luar biasa, sehingga perlu mitigasi dampak El Nino ke depan agar Indonesia bisa terselamatkan dari ancaman krisis pangan.

Dari data World Food Programe (WFP) dan Food and Agriculture Organization (FAO), 10 negara dalam keadaan kelaparan serius. Tidak hanya itu, sebanyak 7-16% penduduk Indonesia masih rentan kelaparan. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *