DKPP Ajak Petani Jalan Bareng Bangun Pertanian di Kabupaten Blitar 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Wawan Widianto. (Foto: DKPP Kabupaten Blitar)

Blitar, serayunusantara.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar mengajak para petani untuk berjalan bersama-sama membangun pertanian di Bumi Penataran. Tanpa peran serta stake holder terkait mata pencaharian mayoritas penduduk Indonesia ini sulit untuk maju.

Apabila mengutip dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 40,64 juta pekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Industri pada Februari 2022 tahun lalu.

Jumlah itu porsinya mencapai 29,96% dari total penduduk bekerja yang sebanyak 135,61 juta jiwa. Sekaligus menjadi yang terbesar dibanding lapangan pekerjaan utama lainnya.

Di Kabupaten Blitar dari data yang dirilis Pemkab Blitar, pada akhir 2019 jumlah petani atau pekebun di Bumi Penataran mencapai 192.879 petani. Rinciannya terdiri dari 112.332 petani laki-laki, dan 80.547 petani perempuan.

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan, pihaknya menyadari petani saat ini merasa terbebani dengan kebijakan pengurangan kuota pupuk subsidi dari pemerintah pusat.

Namun begitu, Wawan mengajak petani untuk membuat inovasi guna mencari jalan keluar pembatasan pupuk bersubsidi. Salah satunya beralih menggunakan pupuk organik untuk mengatasi terbatasnya kuota pupuk bersubsidi.

“Peralihan ke cara budidaya yang organik ini nanti betul-betul bisa lebih bagus dan harapan kami ke depan petani bisa lebih menjaga lingkungan,” kata Wawan saat ditemui di kantornya, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga: Begini Gambaran dan Potensi Pertanian di Kabupaten Blitar

Kemudian, berkaitan dengan bencana alam yang sering merugikan petani, Wawan menyebut, hal tersebut sebagai kejadian yang terjadi di luar dugaannya. Namun, pihaknya tetap mencarikan solusi mengatasi permasalahan itu agar para petani bisa menemukan jalan keluar.

“Bencana alam itu berkaitan dengan meluapnya sungai, karena banjir erosi itu memang di luar dugaan ini menjadi sesuatu,” ujarnya.

Menurutnya, perlu ada kerjasama beberapa pihak guna mengatasi permasalahan bencana alam seperti banjir. Caranya dengan reboisasi hutan di gunung-gunung yang gundul.

“Karena apabila dibiarkan gundul maka tidak bisa menahan air sehingga akan mengumpul di sungai sehingga akan meluap dan menjadi masalah bagi petani,” ungkapnya.

Bagi petani yang lahannya sering terdampak banjir, Wawan mendorong agar mereka tetap berbudidaya tanaman ketika lahannya sudah kembali pulih.

Pihaknya juga siap memberikan ataupun mencarikan program dari pemerintah pusat, provinsi maupun Pemkab Blitar yang akan membantu petani dalam bertani.

“Tujuannya untuk mendukung kegiatan-kegiatan dari mereka. Ada bantuan benih kemudian bantuan pupuk bantuan teknologi itu yang kita lakukan,” kata Wawan. (adv/jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *