Membanggakan, Provinsi Jatim Raih Prevalensi Stunting Terendah se-Jawa

Jatim, serayunusantara.com – Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memerangi stunting membuahkan hasil positif. Data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dikeluarkan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI pada 26 Mei 2025 menunjukkan, angka stunting di Jatim turun drastis menjadi 14,7%, menempatkannya sebagai provinsi dengan prevalensi terendah kedua secara nasional setelah Bali.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa Pemprov Jatim berkomitmen kuat untuk terus menekan angka stunting guna meningkatkan kualitas kesehatan warga.

“Syukurlah, angka stunting kita turun cukup besar dari sebelumnya 17,7% di tahun 2023. Bahkan, posisi kita sekarang menjadi yang terbaik kedua di Indonesia dan nomor satu di Pulau Jawa. Ini adalah pencapaian yang membanggakan berkat kerja sama semua pihak,” ujarnya.

Khofifah menegaskan bahwa langkah ini tidak akan berhenti. “Kami akan terus bergerak lebih giat untuk mencapai zero stunting di Jatim,” tambahnya.

Peringkat Kedua Nasional

Laporan SSGI 2024 mengungkapkan, sebanyak 22 kabupaten/kota (70,96%) berhasil menurunkan angka stunting, sementara 9 wilayah lainnya (29,04%) masih mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pemprov Jatim Gelar Tes TalentDNA untuk Pejabat Eselon III dan IV

Gubernur Khofifah menjelaskan, keberhasilan ini tak lepas dari peran berbagai pihak, mulai dari Pemprov, pemda kabupaten/kota, Dinas Kesehatan, TP PKK, hingga organisasi seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, Unicef, dan perguruan tinggi.

“Kolaborasi dengan banyak sektor, mitra pemerintah, dan lembaga pembangunan sangat penting. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri; ini adalah hasil gotong royong seluruh masyarakat,” katanya.

Beberapa program andalan Pemprov Jatim antara lain fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), dan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan).

Meski demikian, Khofifah mengakui masih ada tantangan ke depan. Penurunan ini diharapkan menjadi pemicu untuk capaian yang lebih baik.

“Impian kami adalah tidak ada lagi anak stunting di Jatim. Setiap keluarga dan anak berhak tumbuh sehat demi mewujudkan generasi unggul untuk Indonesia Emas 2045,” tegasnya. (Serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *