Blitar, serayunusantara.com — Soto merupakan salah satu kuliner khas Nusantara yang memiliki banyak varian, dua di antaranya yang paling populer adalah soto ayam dan soto Lamongan.
Meski sama-sama berbahan dasar ayam, kedua soto ini memiliki karakteristik berbeda, mulai dari bumbu, tampilan, hingga cita rasa yang dihasilkan.
Secara umum, soto ayam dikenal sebagai sajian berkuah kuning dengan isian sederhana seperti suwiran ayam, soun, kol, telur, dan taburan bawang goreng.
Kuahnya cenderung ringan dengan aroma rempah yang tidak terlalu tajam. Soto ayam banyak ditemukan di berbagai daerah dengan cita rasa yang cenderung universal.
Sementara itu, soto Lamongan memiliki kekhasan yang sangat menonjol, terutama pada penggunaan koya—campuran kerupuk udang dan bawang putih yang dihaluskan hingga menjadi bubuk gurih.
Kuah soto Lamongan lebih pekat, lebih gurih, dan lebih beraroma karena penggunaan bumbu yang lebih kuat. Isian seperti suwiran ayam kampung, soun, dan kol dipadukan dengan koya yang menjadi ciri khas utama.
Menurut salah satu penikmat kuliner di Blitar, Sania (22), perbedaan rasa kedua soto ini cukup terasa.
“Soto ayam biasa lebih ringan, cocok dimakan kapan saja. Tapi kalau soto Lamongan itu lebih nendang, apalagi karena koyanya. Kuahnya juga lebih gurih,” ujarnya.
Dengan karakter yang berbeda, soto ayam dan soto Lamongan tetap menjadi primadona pecinta kuliner Indonesia. Keduanya menghadirkan kelezatan khas masing-masing dan menjadi bukti kekayaan ragam kuliner Nusantara. (Fis/Serayu)












