Budidayakan Maggot di Tegalsari, Mengurai Sampah Organik untuk Hasilkan Pakan Ternak

Mahasiswa IPB lewat program kuliah kerja nyata tematik (KKNT) berinovasi membudidayakan maggot untuk mengurai sampah organik itu. (Foto: Pemkab Ponorogo)

Ponorogo, serayunusantara.com – Melansir dari laman Pemkab Ponorogo, Sampah organik dari limbah rumah tangga di Desa Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo juga berubah menjadi pundi-pundi rupiah. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) lewat program kuliah kerja nyata tematik (KKNT) berinovasi membudidayakan maggot untuk mengurai sampah organik itu. Ibu-ibu di Tegalsari tak lagi merasa jijik bersentuhan dengan maggot yang mirip belatung.

“Limbah rumah tangga ternyata didominasi sampah organik,” kata Dimas, penanggung jawab program. Maggot, imbuh dia, mampu mendegradasi sampah organik lebih cepat, tidak berbau, dan menghasilkan kompos organik. “Maggot dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan,” terang Dimas.

Pelatihan yang berlangsung pada Senin, tanggal 10 Juli 2023, juga diawali cara penetasan maggot berikut proses pembesarannya. Maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari sampai siap dipanen. “Pengolahan akhir dapat dijemur atau disangrai,” jelas Dimas.

Menurut dia, maggot sebenarnya dapat dijual langsung untuk pakan ternak. Namun, penjualan dalam bentuk kering menjanjikan keuntungan lebih besar. “Kami juga menyarankan pengemasan yang menarik,” ungkapnya.

Baca Juga: Ponorogo dengan Grebeg Suro dan Reognya Dinilai Kota Paling Unik di Indonesia

Budidaya maggot itu akan mengurai persoalan sampah di Desa Tegalsari. Sisa proses budi daya tidak menimbulkan sampah baru, bahkan menghasilkan kompos. “Maggot dalam kemasan akan ikut ajang Tegalsari Expo. BUMDes ikut membantu pemasarannya,” pungkas Dimas.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *