Pemprov Jatim Adakan Diskusi ‘Rembug Nyekrup’ Bahas Satu Data Jatim

Jatim, serayunusantara.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menyelenggarakan diskusi Rembug Nyekrup dengan tema “Updating Satu Data Indonesia: Capaian, Kendala, dan Dukungan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemprov Jatim”. Acara ini digelar di Ruang Majapahit, Lantai 3 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, pada Senin (14/4/2025).

Dipimpin oleh Asisten I Sekdaprov Jatim, Benny Sampirwanto, diskusi ini dihadiri oleh para kepala perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jatim. Forum ini merupakan agenda rutin sebelum evaluasi bulanan kinerja dan serapan anggaran masing-masing OPD. Format Rembug Nyekrup dipilih untuk mendorong diskusi terbuka dan mendalam sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

Sebagai fokus pembahasan, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim hadir sebagai narasumber untuk memaparkan perkembangan Satu Data Jatim (SATA Jatim) dalam mendukung program Satu Data Indonesia.

RS Saiful Anwar Dukung Integrasi Data

Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar, Moch. Bachtiar Budianto, menyatakan bahwa diskusi ini penting untuk menyelaraskan kerja antar-OPD sebelum evaluasi. “Dinas Kominfo Jatim, sebagai walidata, mengoordinasi seluruh OPD di bawah Asisten I. Melalui forum ini, kami sebagai produsen data memahami cara mendukung Portal Satu Data Jatim,” jelasnya.

Baca Juga: Hasil Liga 1 Persebaya Harus Puas Main Imbang Lawan Persija Jakarta

Bachtiar mengapresiasi dipilihnya RSUD Saiful Anwar sebagai tuan rumah. Ia juga menekankan pentingnya data yang mutakhir dan terstandar. “Data harus sesuai metadata dan standar jelas agar valid saat diolah oleh Diskominfo Jatim,” ujarnya.

Sistem Otomatis Pemutakhiran Data

Bachtiar mengungkapkan, RSUD Saiful Anwar telah berkoordinasi dengan Diskominfo Jatim dalam pemutakhiran data. “Sebagian data terupdate otomatis melalui dashboard atau terintegrasi langsung dengan sistem Kominfo Jatim,” katanya.

Ia berharap pembinaan pengelolaan data terus berlanjut agar setiap OPD menghasilkan data berkualitas. “Data yang valid dan open menjadi dasar perencanaan program dan pembangunan di Jatim,” tambahnya.

Di sektor kesehatan, data harus selalu mutakhir untuk mendukung sistem rujukan. “Pasien tidak boleh terkendala karena data tidak lengkap. Mereka harus tahu rumah sakit mana yang mampu menangani sesuai kebutuhan,” pungkas Bachtiar. (Ha/serayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar