Kondisi rumah Sasmiati di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. (Foto: Dinsos Jatim)
Blitar, serayunusantara.com – Sasmiati (58), warga disabilitas asal Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, yang sempat ramai jadi perbincangan gara-gara kondisi ekonominya, akhirnya mendapatkan bantuan.
Dalam penanganan Sasmiati dan keluarga, Kemensos RI telah melakukan pemeriksaan psikologis di RSUD Wlingi, Kabupaten Blitar, memberikan akses perbaikan rumah, dan memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI).
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini telah meminta perbaikan rumah Sasmiati dilakukan secepatnya. Pemerintah juga siap memberikan alokasi anggaran sehingga proses perbaikan itu tuntas.
“Untuk permakanan disabilitas itu terealisasi karena ada hal tertentu di sini yang harus ditangani bersama supaya kondisinya tidak bertambah buruk,” katanya di Blitar, Minggu (22/10/2023), seperti dilansir dari ANTARA.
Sasmiati juga mendapatkan bantuan tambahan nutrisi, pakaian, sandal, tikar, peralatan kebersihan diri dan lemari.
Dua anak Sasmiati yang masih sekolah di SLB diberikan bantuan berupa peralatan sekolah, pakaian, tikar, peralatan kebersihan diri dan almari pakaian.
Sedangkan anak pertama, Guruh Rahayu (28) diberikan bantuan usaha berupa dua ekor kambing.
Sasmiati dan keluarga ini tinggal di rumah berukuran 12 x 7 meter persegi. Rumah yang ditempati merupakan bangunan permanen berdinding batu merah, atap genting dengan rangka kayu dan lantai semen.
Kondisi dinding tembok sudah retak, lantai dari semen tetapi banyak yang pecah- pecah, rangka atau kayu tiang dan rangka atap sudah lapuk, jendela dan pintu sudah lapuk, genting banyak yang pecah dan tidak rapi.
Baca Juga: Mensos Risma Perintahkan Perbaikan Rumah Warga Disabilitas di Kesamben Blitar
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sasmiati mengandalkan bagi hasil panen dari sawah orang tua yang digarap orang lain. Hasil panen rata-rata 500 kilogram gabah atau beras 300 sampai dengan 400 kilogram.
Selain itu, keluarga ini sering dibantu oleh para tetangga, diberikan uang saku untuk anaknya. Setiap bulan keluarga ini mendapatkan bantuan sembako dari organisasi masyarakat.
Sasmiati sebelumnya pernah mendapatkan bantuan PKH dari ibunya yang menjadi kepala keluarga. Setelah ibunya pindah ke Kalimantan dan terpisah KK, Sasmiati tidak lagi memperoleh PKH.
Adapun saat ini, Sasmiati dan anak-anaknya saat ini sudah terdaftar di data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) serta penerima bantuan Iuran (PBI). (tim/serayu)